Rumah Hook - Tak puas hanya dengan menggarap Cibubur sebagai lokasi pengembangan Trans Studio, Trans Corp juga bakal membangun properti serupa di Bekasi, dan BSD City.
Chairman Trans Corp Chairul Tanjung menjelaskan, ekspansi bisnis ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan gaya hidup dan hiburan sehat bagi keluarga dan kalangan menengah di Jadebotabek.
"Karena itu, setelah Cibubur, pasar lain yang tak kalah potensial adalah Bekasi, dan BSD City," ujar Chairul menjawab pertanyaan KompasProperti, Jumat (3/3/3017).
Menurut dia, skala proyek Trans Studio di Bekasi lebih luas, namun kelas pasar yang dijadikan sasaran sedikit di bawah Cibubur, yakni menengah ke bawah.
Selain pusat belanja, apartemen, hotel, dan taman bertema, Trans Studio Bekasi juga bakal dilengkapi perkantoran.
"Tidak tertutup kemungkinan akan dilengkapi perkantoran. Yang jelas dalam hitungkan skala proyek, Trans Studio Bekasi akan lebih besar dibanding Cibubur," tambah Chairul.
Group Chairman Trans Property Chairal Tanjung menambahkan, ekspansi bisnis Trans Studio juga bakal dilakukan di Bintaro, Kebayoran, Sunter, dan beberapa lokasi lainnya.
Pasalnya, cadangan lahan Trans Corp masih sangat luas sekitar 1.000 hektar yang tersebar di kota-kota besar dan lapis kedua. Bahkan, baru-baru ini mereka mengakuisisi lahan di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
"Untuk tiga lokasi Bintaro, Kebayoran, dan Sunter, akan dirilis tahun 2018 mendatang. Namun, Trans Studio di ketiga tempat ini merupakan Trans Studio Mini," kata Chairal.
Sementara Trans Studio Cibubur yang baru saja dimulai pencanangannya Jumat ini (3/3/2017), terdiri dari Trans Studio Mall seluas 90.000-100.000 meter persegi, Trans Studio Theme Park, Trans Hotel dengan klasifikasi bintang tiga sebanyak 400 kamar, dan apartemen Trans Park @ Cibubur dengan 2.900 unit.
Chairal mengungkapkan, menara pertama Trans Park @ Cibubur, telah terjual 1.000 unit dengan nilai sekitar Rp 500 miliar-Rp 600 miliar.
Baca Juga :
https://swa.co.id/swa/trends/management/ambisi-chairul-tanjung-menjadi-pebisnis-dunia
Ada pun dana yang diinvestasikan untuk mengembangkan properti multifungsi di atas lahan 4,1 hektar ini senilai Rp 3 triliun.
Chairal mengaku, dana tersebut berasal dari offshore loan asing yang beroperasi di mancanegara. Tidak ada sepeserpun dana dari bank asing yang beroperasi di Indonesia, maupun bank lokal.
"Selain itu, kami juga memamnfaatkan dana internal, dari profit diputar kembali," sebut Chairal.